Selasa, 25 Januari 2011

Dibalik Lembutnya Es Cream

Siapa yang gak suka es cream??? Ngacung !!
Gw rasa jarang yang gak suka es cream. Kalo gw, maniak malah. Apalagi es cream coklat :D
Tapi gimana sih es cream itu??

Membayangkan es krim akan terbayang kelembutan dan ke-yummy-an rasanya. Untuk membuat dan menyimpan es krim sehingga kelembutan dan rasa yummy-nya terpelihara, kuncinya adalah kimia. Tanpa sifat koligatif larutan atau sifat-sifat koloid tidak mungkin es krim lezat bisa diproduksi.


Struktur dan kandungan es krim
Es krim tidak lain berupa busa (gas yang terdispersi dalam cairan) yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara (yang ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm), kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein susu.
Berbagai standar produk makanan di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai volumenya menjadi dua kalinya (disebut dengan maksimum 100 persen overrun). Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan.
Bila kandungan lemak susu terlalu rendah, akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih dingin. Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket.


Alat pembuat es krim
Nancy Johnson dari Philadelphia adalah orang yang pertama menciptakan alat pembuat es krim. Alat yang ia ciptakan adalah ember dari kayu yang di dalamnya ada wadah lebih kecil dari logam. Wadah logam ini dapat diputar dengan menggunakan pedal. Ruang di antara wadah kecil dan ember kayu diisi dengan campuran es dan garam. Alat-alat yang modern saat ini pun masih menggunakan prinsip yang sama .
Pembuatan es krim sebenarnya sederhana saja, yakni mencampurkan bahan-bahan dan kemudian mendinginkannya. Air murni pada tekanan 1 atmosfer akan membeku pada suhu 0°C. Namun, bila ke dalam air dilarutkan zat lain, titik beku air akan menurun. Jadi, untuk membekukan adonan es krim pun memerlukan suhu di bawah 0°C. Misalkan adonan es krim dimasukkan dalam wadah logam, kemudian di ruang antara ember kayu dan wadah logam dimasukkan es.
Awalnya, suhu es itu akan kurang dari 0°C (coba cek hal ini dengan mengukur suhu es yang keluar dari lemari pendingin). Namun, permukaan es yang berkontak langsung dengan udara akan segera naik suhunya mencapai 0°C dan sebagiannya akan mencair. Suhu campuran es dan air tadi akan tetap 0°C selama esnya belum semuanya mencair. Seperti disebut di atas, jelas campuran es krim tidak membeku pada suhu 0°C akibat sifat koligatif penurunan titik beku.
Bila ditaburkan sedikit garam ke campuran es dan air tadi, kita mendapatkan hal yang berbeda. Air lelehan es dengan segera akan melarutkan garam yang kita taburkan. Dengan demikian, kristal es akan terapung di larutan garam. Karena larutan garam akan mempunyai titik beku yang lebih rendah dari 0°C, es akan turun suhunya sampai titik beku air garam tercapai. Dengan kata lain, campuran es krim tadi dikelilingi oleh larutan garam yang temperaturnya lebih rendah dari 0°C sehingga adonan es krim itu akan dapat membeku.
Tetapi, tunggu dulu! Kalau campuran itu hanya dibiarkan saja mendingin tidak akan dihasilkan es krim, melainkan gumpalan padat dan rapat berisi kristal-kristal es yang tidak akan enak kalau dimakan. Bila diinginkan es krim yang enak di mulut, selama proses pembekuan tadi adonan harus diguncang-guncang. Pengocokan atau pengadukan campuran selama proses pembekuan merupakan kunci dalam pembuatan es krim yang baik.
Proses pengguncangan ini bertujuan ganda. Pertama, untuk mengecilkan ukuran kristal es yang terbentuk; semakin kecil ukuran kristal esnya, semakin lembut es krim yang terbentuk. Kedua, dengan proses ini akan terjadi pencampuran udara ke dalam adonan es krim. Gelembung-gelembung udara yang tercampur ke dalam adonan inilah yang menghasilkan busa yang seragam (homogen).


Peran emulsifier
Metode sederhana pengadukan dan pendinginan secara serempak ini ternyata menimbulkan masalah lain. Krim pada dasarnya terdiri atas globula kecil lemak yang tersuspensi dalam air. Globula-globula ini tidak saling bergabung sebab masing-masing dikelilingi membran protein yang menarik air, dan airnya membuat masing-masing globula tetap menjauh. Pengadukan akan merusak membran protein yang membuat globula lemak tadi kemudian dapat saling mendekat. Akibatnya, krim akan naik ke permukaan. Hal seperti ini diinginkan bila yang akan dibuat adalah mentega atau minyak, tetapi jelas tidak diinginkan bila yang akan dibuat es krim.
Penyelesaian sederhananya adalah dengan menambahkan emulsifier pada campuran. Molekul emulsifier akan menggantikan membran protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air, sedangkan ujung satunya akan melarut di lemak. Lecitin, molekul yang terdapat dalam kuning telur, adalah contoh emulsifier sederhana. Oleh karena itu, salah satu bahan pembuat es krim adalah kuning telur. Selain itu, dapat digunakan mono- atau di-gliserida atau polisorbat yang dapat mendispersikan globula lemak dengan lebih efektif.


Dapat dibuat di wadah meriam
Karena prinsip pembuatan yang sangat sederhana itulah, maka pernah ada kejadian yang lucu dalam pembuatan es krim. Pilot Angkatan Udara Amerika pada saat Perang Dunia II (zaman itu di medan perang tentu sukar untuk mendapatkan es krim) kreatif membuat es krim dengan menggunakan wadah meriam! Para penerbang ini mengamati dan mendapatkan bahwa wadah meriam ternyata mempunyai suhu dan tingkat getaran yang cocok untuk menghasilkan es krim. Jadi, setiap kali mereka berangkat menyerang lawan, tak lupa mereka menempatkan satu wadah besar berisi adonan es krim. Hasilnya dalam perjalanan pulang dari penyerangan mereka akan dapat menikmati es krim yang sedap.


Penyimpanan es krim
Bila es krim tidak disimpan dengan baik, sebagian es krim yang mencair akan membentuk kristal es yang lebih besar dan ketika kembali dimasukkan ke pendingin kristal esnya akan tumbuh membesar. Hal ini akan mengakibatkan teksturnya menjadi semakin kasar dan tidak enak di mulut. Selain itu, sebenarnya pengasaran tekstur ini bisa juga diakibatkan karena laktosa (gula susu) akan mengkristal dari larutan dan sukar melarut kembali.
Untuk mengatasi hal ini, bila selesai makan (sebelum menyimpan kembali), dapat ditaburkan sedikit gum atau serbuk selulosa di atas es krim. Serbuk-serbuk itu akan menyerap kuat air yang mencair sehingga pembentukan kristal es yang besar dapat dicegah.

sumber kimi@net

Senin, 24 Januari 2011

Aplikasi Penambahan ANgka Java GUI



private void btnHItungActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {                                          
        // TODO add your handling code here:
        int angka1,angka2,hasil;
        angka1=Integer.parseInt(txt1.getText());
        angka2=Integer.parseInt(txt2.getText());

        hasil=angka1 + angka2;

        txt3.setText(String.valueOf(hasil));  }      



 private void btnHapusActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {                                         
        // TODO add your handling code here:
        txt1.setText("");
        txt2.setText("");
        txt3.setText(""); }  

private void btnLagiActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {                                        
        // TODO add your handling code here:
        txt1.setText("");
        txt2.setText("");
        txt3.setText("");
        txt1.requestFocus();    }            

  private void btnKeluarActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {                                          
        // TODO add your handling code here:
        System.exit(1); }       

Properties yang diubah
                                 

Converter Suhu Java GUI

//klik kanan tombol convert lalu pilih event -> action -> actionperformed
//klik source nya lalu ketik coding dibawah
private void btnConvertActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
        // TODO add your handling code here:
       double Fahrenheit=Double.parseDouble(txtSuhu.getText())* 1.8 + 32;
       jLabel2.setText(Fahrenheit + "Fahrenheit");  }




Propertis yang diubah


Minggu, 23 Januari 2011

Latihan UAS pemrograman SQL

/*buat database terlebih dahulu*/
create database pelanggan5
use pelanggan5
/*tabel barang*/
create table barang
(
kode_barang char(6) not null primary key,
nama_barang varchar (25) not null,
satuan varchar (20),
stok int
);
sp_columns barang
insert into barang values ('elk-01','rice cooker','buah','20')
insert into barang values ('elk-02','lemari es','unit','8')
insert into barang values ('elk-03','televisi','unit','30')
insert into barang values ('elk-04','radio','buah','35')

select* from barang

/*tabel pelanggan*/
create table pelanggan7
(
kode_pelanggan char (6) not null primary key,
nama varchar (30) not null,
alamat varchar (30),
kota varchar(15),
telepon varchar (15)
);
sp_columns pelanggan7
insert into pelanggan7 values ('j-0001','toko karisma','jln cimandiri 25','depok','(021)-367868')
insert into pelanggan7 values ('j-0002','toko ayu','jln cimone 35','tangerang','(021)-467889')
insert into pelanggan7 values ('b-0001','toko warna','jln def 30','jakarta','(021)-234678')
insert into pelanggan7 values ('b-0002','toko surya','jln abc 309','bandung','(022)-356789')
select* from pelanggan7

/*tabel pembelian*/
create table pembelian
(
kode_pembelian char(10) not null,
kode_barang char (6),
kode_pelanggan char (6),
tgl_pembelian datetime,
jum_pembelian int,
constraint pk_pembelian primary key (kode_pembelian,kode_barang,kode_pelanggan),
constraint fk_pembelian_barang foreign key (kode_barang) references barang (kode_barang),
constraint fk_pembelian_pelanggan foreign key (kode_pelanggan) references pelanggan7 (kode_pelanggan))

insert into pembelian  values ('bel-e001','elk-01','j-0001','20-may-02','3')
insert into pembelian  values ('bel-e002','elk-01','j-0001','21-may-02','4')
insert into pembelian  values ('bel-e003','elk-01','j-0002','20-may-02','2')
insert into pembelian  values ('bel-e004','elk-01','b-0001','20-may-02','2')
insert into pembelian  values ('bel-e006','elk-02','j-0001','24-jan-02','1')
insert into pembelian  values ('bel-e007','elk-01','j-0002','24-jan-02','1')
sp_columns pembelian
select*from pembelian

/*UNION*/

/*Query 1*/
select kode_pelanggan
from pembelian
Where kode_pelanggan = 'J-0001'
group by kode_Pelanggan

/*Query 2*/
select kode_Pelanggan
from pembelian
Where Kode_pelanggan = 'J-0002'
group by Kode_Pelanggan

/*Query 3*/
select kode_Pelanggan
from pembelian
Where Kode_pelanggan in ('B-0001', 'B-0002')
group by Kode_Pelanggan

/*penggabungan Query 1, 2, dan 3 dengan menggunakan Union*/
select Kode_Pelanggan
from pembelian
Where Kode_pelanggan = 'J-0001'
group by  Kode_Pelanggan
UNION
select Kode_Pelanggan
from pembelian
Where Kode_pelanggan = 'J-0002'
group by  Kode_Pelanggan
UNION
select Kode_Pelanggan
from pembelian
Where Kode_pelanggan in ('B-0001', 'B-0002')
group by  Kode_Pelanggan
order by kode_pelanggan desc

/*DISTINCT --> menghilangkan data yang nilainya ganda*/
select distinct kode_pembelian, tgl_pembelian, jum_pembelian
from pembelian

/*JOIN*/
Select barang.nama_barang,pembelian.tgl_pembelian, pembelian.jum_pembelian
from barang join pembelian
on  barang.kode_barang=pembelian.kode_barang




/*Tampilkan nama pelanggan, tanggal berapa terjadi pembelian dan berapa jumlah pembelian*/

select pelanggan7.nama,barang.nama_barang,pembelian.jum_pembelian, pembelian.tgl_pembelian
from barang join pembelian
on barang.kode_barang=pembelian.kode_barang
join pelanggan7
on pelanggan7.kode_pelanggan=pembelian.kode_pelanggan



/*Tampilkan nama barang, nama pelanggan, tanggal berapa terjadi pembelian dan berapa jumlah pembelian barang*/
 select barang.nama_barang, pelanggan7.nama, pembelian.tgl_pembelian, pembelian.jum_pembelian
from barang join pelanggan7 join pembelian
on barang.kode_barang=pembelian.kode_barang and pelanggan7.kode_pelanggan=pembelian.kode_pelanggan

/*mencari nilai minimum*/
SELECT kode_barang as kd_brg, min(jum_pembelian) as cacah_beli
from pembelian
group by kode_barang

/*mencari nilai maksimum*/
SELECT kode_barang as kd_brg, max(jum_pembelian) as cacah_beli
from pembelian
group by kode_barang

/*mencari nilai rata-rata*/
SELECT kode_barang as kd_brg, avg(jum_pembelian) as cacah_beli
from pembelian
group by kode_barang

/*mencari jumlah nilai*/
SELECT kode_barang as kd_brg, sum(jum_pembelian) as cacah_beli
from pembelian
group by kode_barang

/*mencari cacah nilai*/
SELECT kode_barang as kd_brg, count(jum_pembelian) as cacah_beli
from pembelian
group by kode_barang

/*HAVING*/
select KODE_pelanggan,count(JUM_PEMBELIAN) as CACAH_PEMBELIAN
from   pembelian
group by kode_pelanggan
Having count(*)=3

/*Tampilkan kode barang yang mempunyai jumlah pembelian 2*/
select kode_barang from pembelian
where jum_pembelian = 2

/*Tampilkan kode pelanggan dan kode barang yang jumlah pembeliannya kurang atau sama dengan 5*/
select kode_pelanggan, kode_barang from pembelian
where jum_pembelian <= 5

/*Tampilkan kode barang dan kode pelanggan yang jumlah pembeliannya antara 1 dan 3 (1 dan 3 termasuk di dalamnya*/
select kode_barang, kode_pelanggan, jum_pembelian from pembelian
Where JUM_PEMBELIAN between 1 and 3

/*like/not like*/
select * from barang
where nama_barang not like '%le%'

/*Tampilkan seluruh transaksi pembelian (tanggal pembelian dan jumlah pembelian)*/
Select tgl_pembelian, jum_pembelian from  pembelian

/*Tampilkan jumlah pembelian rata-rata pada transaksi pembelian*/
Select avg(jum_pembelian) as rata2_pembelian
from pembelian

/*Tampilkan transaksi pembelian yang jumlahnya dibawah rata-rata*/
Select tgl_pembelian, jum_pembelian from  pembelian
where jum_pembelian <(Select avg(jum_pembelian) as rata2_pembelian
from pembelian)

/*tampilkan pelanggan yang paling besar pembeliannya*/
select kode_pelanggan from pembelian
where jum_pembelian > (select max(jum_pembelian) as jumlah from pembelian)

/*ViEW*/

/*buat view dengan nama v_barang untuk menampilkan nama barang dan stok barang*/
 create view v_barang as
 select nama_barang, stok
from barang

/*tampilkan semua data*/
select* from v_barang

/*tampilkan nama barang dari view v_barang*/
select nama_barang from v_barang

/* hapus v_barang*/
drop view v_barang

/*Buatlah view dengan nama V_PELANGGAN yang menampilkan nama pelanggan,alamat dan telepon. Pelanggan yang ditampilkan adalah yang berasal dari kota Jakarta.*/
create view v_pelanggan as
select nama,alamat,telepon
from pelanggan7

select * from v_pelanggan

Jumat, 21 Januari 2011

Fairish

    Perlahan, ada yang berubah. Cinta yang muncul dalam diam dan tumbuh dalam keheningan. Yang datang bahkan tanpa dia sadari.
   Berjalan bersamanya, larut dalam tawa dan semua kelakarnya, limbung dalam senyum dan tatap mata. Bahkan saat jari-jari itu meraihnya, satu hal yang kerap terjadi semula, dan satu bingkisan kecil di telinga... sesuatu di dadanya berdetak lebih cepat dari yang dia duga.
   Dan disaat dia semakin jatuh-bangun untuk tetap ada dalam skenario yang telah mereka tata, Irish malah semakinwajar dan menjalani perannya apa adanya.
   Hampir putus asa, lalu dia teriakkan cintanya ke udara, tapi ternyata... menguap sia-sia.
   Fairish, gadis itu, ada di dekatnya, hampir selalu bersamanya, tapi telah menjelma, menjadi apa yang dia minta: angin !
   Dan dia terlambat menyadari. Saat melihatnya dengan hati, dan bukan dengan kepentingan sendiri, baru dia sadar... Irish telah ada di seberang lautan!
   Dan prahara itu benar-benar datang. Menggulung benteng cakrawala, memudarkan bianglala, menarik fajar, dan di kejauhan, bergerak perlahan... bayang-bayang malam !
   Dan di sinilah dia sekarang.. terseok menghalangi...
   Ada yang perlahan berubah. Cinta yang muncul dalam diam dan tumbuh dalam keheningan. Yang datang tanpa dia sadari.
   Terlalu pelan kesadaran itu datang. Dan saat mata hati terbuka, dia sudah jadi gumpalan!