Sabtu, 28 November 2020

Ujian itu adalah...

Setiap makhluk yang bernyawa pasti mempunyai ujiannya tersendiri. Tidak terkecuali hewan dan tumbuhan, walau mereka tidak mempunyai akal dan pikiran.


Manusia diberikan ujian hidup oleh Allah Subhanahuwata'ala semata-mata demi mendekatkan diri kepada-Nya.


Allah kangen dirayu, Allah kangen kita bermanja-manja dengan-Nya juga, bukan dengan sesama makhluk-Nya saja.

Allah kangen memberi apa yang kita minta setelah kita rayu. Sekangen itu Allah sama kita sampe dia harus memberi ujian kepad kita dulu agar supaya kita ingat Dia.


Sedih dapat ujian mulu? Sampe merasa gak mampu hidup?


Posisikan terbalik. Apa Allah gak lebih sedih ketika Dia diduakan dengan yang lain? Kalo Allah sedih trus kasih kita ujian, harusnya kita senang tapi memang yang namanya ujian gak pernah mudah.


Dan bentuk ujian itu bermacam-macam. Kebahagiaan yang kita punya bisa jadi ujian kita untuk orang lain.


Yang kita lihat, wanita itu disayang suami, punya anak banyak baik budinya, mertua penyayang, saudara ipar perhatian, keluarga harmonis, kaya raya. Tapi kita gak tau kesedihan apa yang sedang dia simpan bukan?


Mungkin suaminya sayang, tapi suaminya sibuk mencari nafkah sehingga sedikit waktu untuk istri dan anaknya.

Mungkin mertuanya penyayang, tapi bisa jadi tinggal di pulau yang berbeda.

Mungkin iparnya perhatian tapi tetap terbatas karena ipar bukan mahromnya.

Semua itu mungkin ujian baginya. Tapi tidak dia perlihatkan. Buat apa? Bukannkah istri itu pakaian suaminya? Untuk apa dia umbar aurat suaminya?


Subhanallah.


Maka dari itu, janganlah merasa paling menderita sendiri. 

Lebih baik, pantaskan selalu diri kita bukan hanya dimata manusia, tetapi khususnya dimata Allah Subhanhuwata'ala. Dia yang paling berhak atas diri kita ini.


Jalankan kewajiban dari-Nya. Mungkin auratmu masih sering terlihat. Mungkin sifat riyamu masih sering muncul. Mungkin sedekahmu kurang. 

Introspeksi diri kemudian istiqamahlah dalam jalan yang telah engkau pilih.


Sesungguhnya Allah sayang sekali sama kita.


"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286).