Selasa, 22 Desember 2020

Personal Branding

Sekarang ini, Media Sosial Instagram gak hanya buat jualan atau toko-toko memasarkan barang dagangannya aja. Banyak yang memakai Instagram selain buat jualan, misalnya untuk menaikkan nilai diri, dakwah, berbagi resep dan tips-tips mulai dari tips rumah tangga, seputar anak, parenting dan lain sebagainya.


Salah?

Ya enggak dong.


Selama tidak menyalahi aturan dan UU ITE, sah-sah saja menjadikan Instagram kita sendiri menjadi rumah virtual kita.


Nah, salah satu yang lagi hype sekarang tuh adalah Personal Branding.


Apa sih Personal Branding itu?


Menurut google.com

Personal branding adalah proses memasarkan diri dan karier melalui suatu citra yang dibentuk untuk khalayak umum. Citra ini kemudian dapat dipresentasikan lewat berbagai jalur, seperti media sosial, blog, situs web pribadi, hingga perilaku di depan umum


Intinya tuh, kita mau dikenal sebagai apa sih?

Sebagai parenting enthusiast kah?

Sebagai ukhti hijrah kah?

Sebagai baker yang rajin share resep?

Sebagai beauty addict?


Karena lagi membahas  Instagram nih, hal pertama yang harus kalian siapkan untuk memulai personal branding adalah.....


BIO DI INSTAGRAM



Hah? Kok Bio? Kan gak penting?



Jangan salah, ternyata Bio itu hal penting yang memang kadang kita abaikan karena dianggap gak penting.


Coba cek, Biomu udah menggambarkan citra diri yang akan kamu bagikan di feed Instagrammu kah? Atau masih asal sekedar ada isinya?



Bio diatas adalah contoh Bio Instagramku.

Personal Branding yang ingin kubangun di feedku adalah tentang Motherhood Life, Parenting, Family & Resep-resep. Garis besarnya sharing sehari-hari lah ya, yang sifatnya mengedukasi.

Jadi di Bio itu harus ada
Apa yang kalian bagikan?
- me Motherhood Life Sharing
Kalian itu siapa?
- me IRT with 2 adorable boys, Manager @gg.library @ghaisanlicious
Cantumkan pohon link juga jangan lupa.
- me biolinky.co/DiaryMamadis


Apasih fungsi pohon link? Apa isinya?
Kalian bisa isi dengan url website atau blog kalian, url akun jualan kalian,  channel youtube dll
Jadi followers gak akan susah ngetik manual tapi tinggal klik sekejap.


Nah segitu aja dulu ya pembahasan tentang hal pertama yang harus kalian siapkan untuk memulai personal branding.

Selamat mencoba dan selamat menemukan image diri di INstagram masing-masing !

Cheers
Adis




Sabtu, 28 November 2020

Ujian itu adalah...

Setiap makhluk yang bernyawa pasti mempunyai ujiannya tersendiri. Tidak terkecuali hewan dan tumbuhan, walau mereka tidak mempunyai akal dan pikiran.


Manusia diberikan ujian hidup oleh Allah Subhanahuwata'ala semata-mata demi mendekatkan diri kepada-Nya.


Allah kangen dirayu, Allah kangen kita bermanja-manja dengan-Nya juga, bukan dengan sesama makhluk-Nya saja.

Allah kangen memberi apa yang kita minta setelah kita rayu. Sekangen itu Allah sama kita sampe dia harus memberi ujian kepad kita dulu agar supaya kita ingat Dia.


Sedih dapat ujian mulu? Sampe merasa gak mampu hidup?


Posisikan terbalik. Apa Allah gak lebih sedih ketika Dia diduakan dengan yang lain? Kalo Allah sedih trus kasih kita ujian, harusnya kita senang tapi memang yang namanya ujian gak pernah mudah.


Dan bentuk ujian itu bermacam-macam. Kebahagiaan yang kita punya bisa jadi ujian kita untuk orang lain.


Yang kita lihat, wanita itu disayang suami, punya anak banyak baik budinya, mertua penyayang, saudara ipar perhatian, keluarga harmonis, kaya raya. Tapi kita gak tau kesedihan apa yang sedang dia simpan bukan?


Mungkin suaminya sayang, tapi suaminya sibuk mencari nafkah sehingga sedikit waktu untuk istri dan anaknya.

Mungkin mertuanya penyayang, tapi bisa jadi tinggal di pulau yang berbeda.

Mungkin iparnya perhatian tapi tetap terbatas karena ipar bukan mahromnya.

Semua itu mungkin ujian baginya. Tapi tidak dia perlihatkan. Buat apa? Bukannkah istri itu pakaian suaminya? Untuk apa dia umbar aurat suaminya?


Subhanallah.


Maka dari itu, janganlah merasa paling menderita sendiri. 

Lebih baik, pantaskan selalu diri kita bukan hanya dimata manusia, tetapi khususnya dimata Allah Subhanhuwata'ala. Dia yang paling berhak atas diri kita ini.


Jalankan kewajiban dari-Nya. Mungkin auratmu masih sering terlihat. Mungkin sifat riyamu masih sering muncul. Mungkin sedekahmu kurang. 

Introspeksi diri kemudian istiqamahlah dalam jalan yang telah engkau pilih.


Sesungguhnya Allah sayang sekali sama kita.


"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286).

Jumat, 30 Oktober 2020

Self Reward

Bismillah

Berbicara mengenai self reward atau penghargaan terhadap diri sendiri rasanya penting tapi masih banyak yang abai.
Padahal ya, mengapresiasikan diri itu gak mahal loh. Sekedar berterimakasih kepada diri sendiri karena masih kuat sampai detik ini.

Karena ku tahu, tekanan yang datang dari luar itu banyak dan berat. Harus pandai memilah mana yang sebaiknya kita abaikan, mana yang harus kita bold dan berjuang menggapainya.

Untuk mencapai sebuah hasil itu gak lepas dari yang namanya kerja keras. Pegawai aja kerja dibayar dengan gaji, kenapa diri sendiri yang struggling setiap hari tidak kita apresiasikan?

Gak peduli masih gadis atau udah Ibu-ibu, single atau berpasangan, apresiasilah diri kita sendiri. Kalo bukan kita yang memperhatikan diri kita sendiri, siapa lagi? Orang lain bahkan mungkin menganggap sebelah mata kita. Bahkan mungkin ada yang menganggap kita tidak bekerja keras dan tidak layak mendapat apresiasi. Siapa yang tahu selain kita sendiri kan?

Yuk, mulai kasih reward ke diri sendiri. Tidak harus berupa materi, apalagi yang mahal dan malah bikin stress dan kepikiran di hari esoknya. Sekedar "aku mau libur masak dan makan makanan Restaurant karena 1 minggu ini aku berhasil menahan emosi kepada anak" atau "aku mau jajan sepatu baru, karena satu bulan ini aku berhasil rutin dan fokus untuk berolahraga" atau "aku mau baca buku-buku yang belum sempat kubaca, karena aku berhasil mengerjakan tugas kantor sebelum deathline". Simple kan?

Aku sendiri sudah rutin memberi reward ke diriku sedari menjadi mahasiswa dulu. Sekedar jajan komik Conan aja aku udah bahagia, reward karena bisa menghemat duit makan berkat belajar memasak. Sekarang sudah Ibu-ibu rewardnya lebih ke printilan rumah tangga atau dapur aja yang bisa dibeli dengan menabung dulu hihi.

Cowok juga bisa gak? Bisa banget! Suamiku itu gak keliatan tapi dia melakukan self reward loh. Misal, beli sepatu futsal karena mulai rutin olahraga, biar makin semangat. 

Jadi, jangan lupa mengapresiasikan diri sendiri ya. Gak perlu mahal, gak perlu materi, yang penting jiwa ini terisi kembali dengan sebuah kebahagiaan baru dan kepuasan tersendiri ❤️


Cheers,
Mamadis




Psst, ini reward terbaruku karena aku merasa akhir-akhir ini semangat masakku meningkat 😂

Sabtu, 05 September 2020

Teruntuk Ibu² Sesama Pejuang PJJ

 Haloooo....


Assalamualaikum Ibu² pejuang PJJ. Gimana, masih semangat? Atau udah mulai darting kalo istilah hitsnya mah ✌️


Alhamdulillah ya semoga masih tetap sabar dan semangat menghadapi PJJ. Karena, karena, karena memang sebenarnya sudah kodratnya seorang Ibu itu menjadi guru pertama anaknya.


“Al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq.”

Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik


Pasti sudah sering banget membaca ataupun mendengar kalimat tersebut. Ya kan ya kan. Tapi terkadang kita (termasuk aku mungkin) masih denial, kalo gitu buat apa guru disekolah? Bukankah tugas guru itu mengajar anak-anak supaya pintar?


<i>Ya benar sih, tapi gak gitu mainnya Buuuk.</i>


Selama pandemic ini, pendidikan yang diterapkan menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah daring -dalam jaringan. Mungkin aku baru 2 bulan ini menjadi orangtua yang mendampingi anak PJJ ya, mungkin Ibu lain udah dari awal pandemic ini, tapi posisi kita semua sama Bu, kodrat kita sama ada tidak adanya pandemic kita ini Ibu, madrasah pertama anak kita.


Dari anak kita lahir, kita banyak mengajari ini itu hingga dia bisa dan sampai di tahap sekolah usia dini, gak bisa kita lepas gitu aja. Gak ada pandemic pun kita tetap harus mengajari dan mengawasi anak kita. Mungkin kalo sekolah luring mereka diajari Guru, plusnya mereka bisa bersosialisasi dengan teman dan Guru. Tapi Bu, bukannya bersosialisasi dan bersekolah juga butuh adab? Butuh etika dan kebiasaan yg harus dimulai dari rumah sendiri. Itulah tugas Ibu. Masa untuk belajar adab, kebiasaan baik harus Ibu Guru juga yg mengenalkan ke anak kita? Mau jawab apa kita kalo ditanya Allah Subhanahuwata'ala nanti. Malu Bu 😐


Makanya yuk, dibawa santai aja masa-masa PJJ ini sambil terus berdoa semoga segera selesai pandemic ini. Anak-anak bisa kembali bersekolah sesuai fitrahnya lagi. Tapi, selama masa-masa ini belum lewat dan akan terus kita jalani, mari bergandengan tangan. Ojok dibawa stress Bu, anak kita lebih stress percaya deh, apalagi kalo Ibu marah-marah makin stress mereka.


Sekolah santai, ikuti mood mereka dan mood kita sendiri. Ambil hikmah, karena ini kita jadi lebih paham karakter anak kita tuh seperti apa sih? Bagian mana yang masih perlu di build up? Adab dan pembiasaan yg masih nyeleneh apa aja? Oh jadi gini ya anakku belajar di sekolah? Susah ya ternyata pelajarannya, jadi harusnya aku gak ngoyo ngepush dia karena memang ternyata susah dan anakku masih di tahap mempelajari belum memahami. Dan kalo aku ya, aku ambil hikmah bisa murojaah-an setiap pagi, rajin dzikir pagi dan hafal hadist loh aku sekarang karena anakku setiap hari setoran tugasnya seperti itu 😂


Semangat para pejuang PJJ. Kalo lagi lelah, break sejenak bilang ke suami sebagai support system terdekat, minta gantian kalo misal suami juga WFH. Teruntuk Ibu Pekerja, semoga diberi kemudahan dan kebesaran hati saat tidak bisa mendampingi anak PJJ ya. Kejtup 😘


Psss. 

Melipir piknik sejenak juga boleh loh. Cari tempat outdoor dan yang sepiiiiiii. Jangan lupa patuhi protokol kesehatan, masker jangan dilepas! 



Peluk Virtual ❤️

Sabtu, 30 Mei 2020

Begini rasanya silahturahim virtual?

Setelah melewati Ramadan bersama Covid19, umat muslim didunia sama-sama merayakan hari kemenangan  bersama Covid19 juga, dikarenakan tentara kecil Allah Subhanahuwata'ala tersebut belum mau meninggalkan bumi ini.

Rasanya gimana sih?

Pasti nano-nano ya. Sama, semua sepertinya merasakan hal yang sama.

Banyak tradisi Lebaran yang tidak bisa dilakukan tahun ini.  Banyak rencana yang sudah disusun ternyata gagal direalisasikan tahun ini. Begitulah manusia, sebaik-baiknya pembuat rencana namun rencana Allah Subhanahuwata'ala yang terbaik.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” – (QS Al-Baqarah ayat 216)
“…mereka membuat rencana, dan
Allah pun membuat rencana (pula). Dan
Allah sebaik- baik perencana” (Al-Anfal:30)
“Dan berencanalah kalian, Allah membuat rencana. Dan Allah sebaik-baik perencana.” (Ali Imran: 54)

Begitupun kami, jujur banyak rencana yang sudah tersusun yang akan dilakukan pada libur Lebaran tahun ini. Karena tahun ini jatah kami Lebaran di Bekasi, jadi Mertua dan saudara ipar yang akan berkunjung ke rumah kami, namun harus batal datang karena Covid19.
Adik ipar yang tidak jadi berkunjung dan tidak bisa pula mudik ke Medan.
Bahkan saya, yang notabene masih sekota dengan orangtuapun tidak bisa bertemu. Memilih tidak bertemu tepatnya daripada bersifat egois membahayakan keselamatan mereka. Memilih tetap meneruskan komukasi sebatas Video Call rutin.

Pada akhirnya kami Lebaran di kota masing-masing, dirumah masing-masing. Saya di Bekasi, Orangtua di Bekasi, Adik ipar di Bali, Mertua di Sibolga, Abang Ipar di Tebing Tinggi berkumpul melepas rindu dan bercengkrama secara daring. MasyaAllah begini ya rasanya silahturahim virtual tuh. Tidak sepuas bertemu langsung tetapi tak apalah, daripada bertemu namun menghasilkan mudharat.

Terimakasih teknologi, untuk saat ini engkau mendekatkan yang jauh bukan menjauhkan yang dekat. Bersyukur, bersyukur dan selalu bersyukur.


Yakinlah, kelak cerita 1441H ini bisa kita ceritakan kembali ke anak cucu kita. Bahwasanya, kita pernah melewati beratnya menahan rindu, beratnya menahan rasa egois untuk bertemu bercengkrama langsung dan betapa banyak hikmah yang bisa didapat dari cerita ini.

Ukirlah dan ingatlah selalu, Lebaran tahun ini begitu spesial dan mengesankan untuk kita semua.

Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

Rabu, 06 Mei 2020

Ramadan During COVID-19

Bismillah

Bulan suci tahun ini, bulan Ramadan yang selalu dinanti-nanti umat muslim diseluruh dunia terasa berbeda. Seperti yang kita ketahui, tahun ini dunia sedang didatangi oleh makhluk kecil Allah Subhanahuwata'ala, yang amat sangat kecil namun mengguncang bumi-Nya.

Sampai menjelang Ramadan tiba, pasukan kecil tersebut belum mau pergi dari rumah sementara manusia. Sehingga Ramadan dipastikan dijalani dengan suasana berbeda.

Tiada Shalat Tarawih berjamaah di Masjid atau Mushola, tiada Iftar Jama'i, tiada Sahur On The Road, tiada ritual Buka Bersama yang biasa dilakukan dengan dalih "silaturahim"

Suasana boleh berbeda, tapi amalan dan kewajiban di bulan suci tetap sama. Tiada Tarawih berjamaah dimasjid, Tarawihlah berjamaah bersama keluarga, tiada Iftar Jama'i di Masjid, berbuka puasa dengan intimlah bersama keluarga, tiada Sahur On The Road, gunakanlah waktu Subuhmu untuk bermunajat kepada Allah dan membaca ayat-ayat suci-Nya, tiada ritual Buka Bersama, tak apa, silaturahim tidak sebatas hadir saat acara tersebut atau tidak.

Kalau difikir secara logika, Allah memberikan keadaan seperti ini pasti ada alasannya. Mari kita ambil hikmahnya saja. Bukankah dengan keadaan seperti ini Allah memberikan waktu kita untuk beribadah, mengisi hari dengan bermunajat dan kegiatan positif lainnya tanpa harus terdistraksi dengan kegiatan duniawi. Bukankah kita bisa melakukan banyak kebaikan di bulan ini walau hanya bisa kita lakukan secara virtual.

Mengutip perkataan Ust Adi Hidayat "Allah sudah memberikan kondisi Ramadan seperti ini tahun ini untuk memaksimalkan ibadah kita, menyiapkan bekal akhirat kita. Lantas jika masih saja tidak bisa maksimal, harus kondisi seperti apalagi yang Allah berikan kepada kita? Kurangkah ujian saat ini untuk mengingat-Nya?"


MasyaAllah, semoga kita semua tidak menjadi futur dan tetap istiqamah beribadah bahkan terus istiqamah meningkatkan ibadah berkali-kali lipat dari Ramadan yang lalu.

Jumat, 24 April 2020

Aku dan Bengkel Diri

Assalamualaikum..

Apa kabar kalian? Lama tak menjumpa blog yang sudah berdebu ini. Sekalinya menyapa karena 'keterpaksaan' yang mengharuskan diri ini membersihkan debu disini. Tapi mudah-mudahan dari keterpaksaan ini saya bisa menjadi tidak terpaksa untuk menumpahkan isi fikiran yang penuh ini.

Aku dan Bengkel Diri.
Sebelumnya sudahkah kalian mengenal apa itu Bengkel Diri? Apasih? Sejenis apa? Enak gak? Kenal darimana? Ngapain aja disana?
Pertanyaan itu juga terbersit di fikiran saya kala saya melihat teman-teman Instagram saya mempost foto berlabel #BengkelDiri. Setelah kenalan? Saya addicted, saya menjadi istilah anak sekarang tuh bucin sama materi dan tugas dari fasilitator, saya menjadi bisa memanage waktu dan yg paling penting saya merasa ibadah saya baik wajib maupun sunnah lebih tertata dan konsisten. Jadi, kalo kalian belum kenalan sama yang namanya Bengkel Diri, kenalan sekarang juga dan rasakan sensasinya.

Emang ngapain aja sih di Bengkel Diri sampe efeknya seperti itu?
Jadi, Bengkel Diri itu sekolah daring khusus akhwat milik Ummu Balqis. Bengkel Diri saat ini ada 2 level, Level 1 dan Level 2. Kalo kalian baru kenalan kalian akan masuk kelas Level 1 terlebih dahulu sebagaimana sekolah lainnya gak mungkin baru masuk kalian langsung kelas 6 SD atau kelas 2 SMP, semua pasti dimulai dari kelas 1.

Materi sekolahnya itu dibagikan melalui grup Whatsapp. Jadi, kita akan diinvite ke suatu grup kelas yang bersih dari ketikan-ketikan rame murid-murid karena, jadi gak khawatir materi tenggelam karena benar-benar grupnya khusus wali kelas dan fasilitator. Kalau hari itu kita absen kelas, kita masih bisa scroll ke atas mencari materi yang tertinggal. Lalu kita juga akan diinvite ke suatu grup ukhuwah yang biasa disebut Cafe. Di Cafe kita bisa bersua dengan akhwatifillah yang lain, silahturahim, berbagi ilmu akan tugas, berbagi info bermanfaat lainnya, dan ada sesi wiRABUsaha setiap hari Rabu. Seru kan?

Jangan lupa, sama seperti sekolah lainnya, di Bengkel Diri juga ada yang namanya Kepala Sekolah dan Wali Kelas. Kepala sekolahnya yaitu Ummu Balqis sendiri dan Wali Kelas tiap kelas berbeda. Lalu ada guru atau kita sebut fasilitator, yang ilmunya Insya Allah sudah terjamin dan sesuai dengan materi yang akan beliau-beliau sampaikan.

Setiap sehabis materi, akan ada sesi tanya jawab dimana kita menyetor pertanyaan ke wali kelas dan nantinya pertanyaan kita akan dijawab di kelas secara live oleh fasilitator. Setelah pertanyaan-pertanyaan terjawab, maka fasilitator akan memberi tugas yang wajib kita upload di Instagram kita. Tenang, kalo Instagram kita terlalu pribadi, kita dibolehkan membuat Instagram baru khusus tugas Bengkel Diri. Tapi kalau saya sih langsung di Instagram pribadi karena saya ingin teman-teman daringku mendapat garis besar tiap tugas yang saya post, hitung-hitung berbagi ilmu dan semoga dinilai sebagai pahala sama Allah Subhanahuwata'ala. Nah, kalau di Level 1 dari sekian banyak tugas kita wajib menyelesaikan minimal 70% dari total tugas untuk syarat naik kelas. Jadi sebenarnya mau ngerjain tugas atau tidak ya terserah, cuma buat kalian yang masih di Level 1 kalian gak bisa naik kelas sebelum tugas terpenuhi. Kalau di Level 2 belum ada ketentuan minimal tugas untuk saat ini, karena kata Ummu Level 3 masih digodog di panci hehe.

Jadi, sudah ada bayangankah kalian akan Bengkel Diri?

Bagi kalian yang berteman dengan saya di Instagram kalian akan melihat postingan tugas saya dan dulu-dulu sih ada yang bertanya bagaimana kalau mau ikut kelas Bengkel Diri ini?

Output yang diharapkan setelah ikut kelas Bengkel Diri ini benar-benar positif, benar-benar bisa diterapkan dikehidupan kita. Banyak kok siswi yang sambil bekerja kantoran sambil bagi waktu untuk menyimak materi dan mengerjakan tugas, management waktunya harus bagus dan itu salah satu materi Level 1 loh.

Sekarang kalau kalian lihat saya berbeda, menjadi lebih ke arah positif, mungkin itu salah satu hasil tempaan di kelas Bengkel  Diri level 1 dan level 2. Iya, serius deh kalau kalian udah masuk kelas level 2 yang materinya Masyaa Allah jauh lebih berat dan padat dari level 1, kalian akan banyak-banyak bersyukur dipertemukan dengan Bengkel Diri.

Terimakasih buat teman-teman daring saya yang mengenalkan saya akan kelas bermanfaat ini, yang membuat saya kepo "kalian ngapain sih? "kalian posting apa sih?" hehehe