Sabtu, 30 Mei 2020

Begini rasanya silahturahim virtual?

Setelah melewati Ramadan bersama Covid19, umat muslim didunia sama-sama merayakan hari kemenangan  bersama Covid19 juga, dikarenakan tentara kecil Allah Subhanahuwata'ala tersebut belum mau meninggalkan bumi ini.

Rasanya gimana sih?

Pasti nano-nano ya. Sama, semua sepertinya merasakan hal yang sama.

Banyak tradisi Lebaran yang tidak bisa dilakukan tahun ini.  Banyak rencana yang sudah disusun ternyata gagal direalisasikan tahun ini. Begitulah manusia, sebaik-baiknya pembuat rencana namun rencana Allah Subhanahuwata'ala yang terbaik.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” – (QS Al-Baqarah ayat 216)
“…mereka membuat rencana, dan
Allah pun membuat rencana (pula). Dan
Allah sebaik- baik perencana” (Al-Anfal:30)
“Dan berencanalah kalian, Allah membuat rencana. Dan Allah sebaik-baik perencana.” (Ali Imran: 54)

Begitupun kami, jujur banyak rencana yang sudah tersusun yang akan dilakukan pada libur Lebaran tahun ini. Karena tahun ini jatah kami Lebaran di Bekasi, jadi Mertua dan saudara ipar yang akan berkunjung ke rumah kami, namun harus batal datang karena Covid19.
Adik ipar yang tidak jadi berkunjung dan tidak bisa pula mudik ke Medan.
Bahkan saya, yang notabene masih sekota dengan orangtuapun tidak bisa bertemu. Memilih tidak bertemu tepatnya daripada bersifat egois membahayakan keselamatan mereka. Memilih tetap meneruskan komukasi sebatas Video Call rutin.

Pada akhirnya kami Lebaran di kota masing-masing, dirumah masing-masing. Saya di Bekasi, Orangtua di Bekasi, Adik ipar di Bali, Mertua di Sibolga, Abang Ipar di Tebing Tinggi berkumpul melepas rindu dan bercengkrama secara daring. MasyaAllah begini ya rasanya silahturahim virtual tuh. Tidak sepuas bertemu langsung tetapi tak apalah, daripada bertemu namun menghasilkan mudharat.

Terimakasih teknologi, untuk saat ini engkau mendekatkan yang jauh bukan menjauhkan yang dekat. Bersyukur, bersyukur dan selalu bersyukur.


Yakinlah, kelak cerita 1441H ini bisa kita ceritakan kembali ke anak cucu kita. Bahwasanya, kita pernah melewati beratnya menahan rindu, beratnya menahan rasa egois untuk bertemu bercengkrama langsung dan betapa banyak hikmah yang bisa didapat dari cerita ini.

Ukirlah dan ingatlah selalu, Lebaran tahun ini begitu spesial dan mengesankan untuk kita semua.

Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

15 komentar:

  1. Semoga tahun depan kita tidak merasakan lagi yang namanya silaturahim.virtual ya mba..semoga bisa face to face :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Allahuma Aamiin. Lekas pulih semuanya 🤗

      Hapus
  2. Rindu ga bisa pulang dgn rindu ga boleh pulang beda beratnya 😂

    BalasHapus
  3. Akan selalu ada cerita u anak cucu kelak
    Semoga sehat2 selalu mba😊

    BalasHapus
  4. Salah satu alasan aku bikin tulisan saat lebaran tahun ini. Sebagai kenangan dan sejarah baru. Hehe
    Follow back ya mba 😊 aku sudah follow

    BalasHapus
  5. Betul mba, lebaran 2020 tidak akan terlupakan yaa

    BalasHapus
  6. insyaa allah lebaran seperti ini pada akhirnya akan jadi sejarah ya mbak, dan semoga cukup tahun ini aja yg begini :"

    BalasHapus
  7. Pastinya rata2 baru pertama kali mengalami lebaran di tengah pandemi sedunia begini. Subhanallah, semoga wabah segera berakhir. Tetap semangat ya! Peluk virtual 🤗

    BalasHapus
  8. Masyaa Allah, sekota sama ortu saja belum bisa ketemu ya mba. Semoga usahanya mendatangkan pahala dan mendorong terangkatnya wabah.

    BalasHapus
  9. Taqobballahu ya kariim.. jadi melow bacanya..

    BalasHapus
  10. Manusia hanya bisa berencana, tetap ALLAH yang menentukan, karena ALLAH-lah sebaik-baik Pemberi keputusan.. Alhamdulillah, bersyukur selalu di segala situasi ya Mba..

    BalasHapus
  11. Lebaran tak terlupakan. Semoga lebaran-lebaran berikutnya bisa bebas berkumpul lagi dengan seluruh keluarga

    BalasHapus