Rabu, 13 Januari 2021

Toxic Circle (?)

Toxic atau racun dimana-mana ya gak ada manfaatnya. Gak membawa keuntungan sama sekali.

Banyak jenis toxic di kehidupan. Salah satunya toxic people yang meluas menjadi toxic circle.

Pernah denger kan kalimat "kamu cerminan teman-temanmu" atau "kalo mau wangi maka bergaullah dengan penjual parfum"

Yes. That's true!

Gimana lingkungan pertemanan kita akan mempengaruhi sikap kita di kehidupan sosial kita

Temanmu hafidzah, InsyaAllah kamu akan terpacu meniru kesholehahan dia. Walau susah, seenggaknya dia gak mengajarkanmu untuk zina.

Temanmu tukang adu domba, hmm mungkin suatu saat kamu yang diadu kambing sama dia.

Toxic people itu banyaaaak. Tapi kita bisa kok memfilter circle kita sendiri. Yang bikin kita nyaman, yang bikin kita menjadi manusia lebih baik, yang mengajak kita kearah kebaikan, yang selalu ngingetin kita akan kehidupan dunia akhirat. Dengan self filter itu kita akan memiliki circle yang bersih dari orang-orang yang berusaha menghasut, atau bahkan menjatuhkan kita dibelakangnya.

Kalo sudah terlanjur memiliki toxic people in your circle gimana?
Hmm..

Kamu bisa melipir, cukup lihat dan tidak terlibat lebih dalam. Atau, kamu bisa langsung meninggalkan mereka. Simple.

Karena, orang-orang kayak begitu agak susah menerima nasihat dari yang gak sepaham. Mereka akan menerima orang yang meng-iya-kan mereka. Mereka akan menghempas orang yang dianggap sok menasihati mereka, sok lebih baik. Jadi daripada pusing, diamkan dan tinggalkan.

People come and go. That's life. But, Allah Subhanahuwata'ala never ever leave you alone.

Ditinggal atau meninggalkan lingkungan toxic, gapapa jangan sedih.
Kalo ditinggalkan ya artinya filtermu berjalan sendiri tanpa perlu kamu bersusah payah.

Jangan lupa untuk meminta maaf dan muhasabah diri, karena bisa jadi mungkin kamu juga dianggap toxic oleh yang lain.

Cheers.
Mamadis ❤️

Tidak ada komentar:

Posting Komentar